Prof. Diana A. Payawal, MD, FPCP, FPSG, FPSDE pakar Gastroenterologi dari Filipina, Sabtu 27 November 2010 memperagakan dihadapan kurang lebih 200 peserta simposium dan workshop (dilakukan secara teleconference), bagaimana pemasangan Percutaneous Endoscopic Gastrostomy (PEG) di ruang UGD rumah sakit UKI. Pemasangan PEG yang dilakukan hanya oleh internis menjadi topik diskusi yang menarik. Pasalnya kegiatan ini di Indonesia masih menjadi ranah dokter ahli bedah dan bukan internis. Ada beberapa keuntungan apabila pemasangan PEG ini hanya dilakukan oleh internis, yang pertama adalah dapat menekan biaya perawatan, karena si pasien tidak perlu menggunakan ruang operasi, pemasangan PEG ini dapan dilakukan di ruangan Endoscopy. Hal yang kedua adalah mengurangi efek psikolgis dari pasien, karena tidak menggunakan kata ”operasi” .
Percutaneous Endoscopic Gastrostomy, yang disingkat PEG, adalah cara untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi pasien yang mengalami gangguan menelan akibat penyakit di bidang Neurologi / Syaraf seperti kasus stroke atau penyakit di bidang THT seperti tumor nasofaring (tumor daerah hidung dan tenggorokan) yang pemulihannya memerlukan waktu lama. Teknik ini sudah dikenal di dunia kedokteran lebih kurang 20 tahun lalu. Prosedur pemasangan PEG ini adalah dengan cara endoskopi (teropong) kemudian memasukkan pipa langsung ke lambung sehingga makanan akan langsung masuk langsung ke lambung. Insersi PEG dapat menjadi alternatif pilihan untuk pemberian nutrisi enteral jangka panjang yang dapat menjaga keutuhan / integritas sel-sel saluran cerna. Insersi PEG yang baik dapat dirawat dan dibungkus dengan manis di bawah pakaian sehingga tidak terlihat dan mengganggu aktifitas pasien.
Simposium dan workshop ini dimotori oleh Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia dengan bekerjasama dengan tiga mitra rumah sakit pendidikannya yaitu : RS UKI, RS PGI Cikini, dan RS Tebet.
Kegiatanuki's Blog 